Salah satunya ketika seseorang terjangkit rabies karena gigitan hewan peliharaan ataupun liar. Rabies merupakan penyakit yang harus didiagnosis dan direspons dengan cepat.
Namun karena sulitnya medan yang ditempuh, dan jauhnya jarak antara satu tempat dengan tempat yang lain membuat proses pengiriman sampel pasien tidak selancar seperti yang diharapkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan ini disampaikannya dalam Lokakarya Evaluasi dan Keberlanjutan Program Pengendalian Rabies di Pulau Flores dan Lembata, di La Prima Hotel, Labuan Bajo, Selasa (30/8/2016).
Kurangnya pasokan listrik di Flores dan Lembata juga diakui Syibli ikut menghambat proses penyimpanan vaksin, ditambah kurangnya jumlah coolbox untuk menyimpan vaksin ketika distribusi dilakukan.
Baca juga: Di NTT, Paroki Pegang Peran Penting dalam Vaksinasi Rabies
Diamini Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Danny Suhadi, persoalan mendasar terkait penanganan rabies di wilayahnya memang tidak jauh-jauh dari konfigurasi wilayah dan sebaran pemukiman, termasuk sebaran hewan peliharaan yang ada.
Di sisi lain, Danny juga menyadari kurangnya vaksinator dan tenaga pendukung lainnya untuk melancarkan distribusi vaksin. Bahkan di kabupaten yang peralatannya sudah memadai, kapasitas SDM-nya sendiri masih belum mencukupi.
"Kami mencoba memetakan sebaran pemukiman karena itu juga berkaitan dengan sebaran hewannya, kemudian menentukan titik-titik distribusi tambahan demi menambah kecepatan responsnya," jelasnya dalam kesempatan yang sama.
Danny menambahkan, kasus rabies di NTT memang hanya terpusat di Flores dan Lembata saja, sedangkan di pulau-pulau kecil lainnya seperti Pulau Timor, Rote, Sabu, Alor dan Sumba tidak ditemukan kasus sama sekali.
Ini karena lalu lintas hewan antara Flores dan Lembata dengan feri begitu tinggi. Untuk itu, pihaknya juga getol melakukan pengawasan agar kepadatan lalu lintas ini bisa dikurangi, termasuk untuk hewan-hewan yang didatangkan dari Bali.
Baca juga: Begini Tantangan Mengendalikan Rabies di Nusa Tenggara Timur (lll/vit)











































